Senin, 15 Agustus 2016

Memperbaiki Sejarah yang Salah



Horison adalah praduga yang dimiliki terhadap suatu fakta sejarah. Bagaimanakah caranya mengurangi sebanyak mungkin Horison sehingga berdasarkan fakta-fakta yang ada bisa mendapatkan kesimpulan yang benar. Apakah Horison ini bisa diubahkan? Bagaimana mengatasi Horison ini?

Minggu, 14 Agustus 2016

Menafsirkan Sejarah



Kenapa ketika berhadapan dengan fakta sejarah, bisa terjadi perbedaan pendapat antara para ahli? Bukankah mereka orang yang berpendidikan bahkan hingga S3 dan bergelar professor. Kenapa mereka bisa berbeda dalam memandang fakta yang sama? Apakah yang membedakan cara mereka memanda suatu fakta sejarah?

Strobel juga menuliskan hal yang sama. Dalam wawancaranya dengan William Lane Craig, dikutip mengenai Michael Martin, yang adalah seorang filsuf. Craig mengatakan bahwa Martin (dalam cara pandangnya) bila melihat ada fakta-fakta yang tidak konsisten, maka sesuai hukum kontradiksi, Martin akan membuang fakta-fakta tersebut. Tentu hal ini berbeda dengan Historian. Para sejarawan akan melihat berbeda dibandingkan filsuf. Mereka akan berkata ketika melihat beberapa ketidak konsistenan, mereka meneliti dan mengatakan itu adalah detail-detail sekunder. Misalnya saja kasus kebangkitan: berapakah jumlah Malaikat yang berada di kubur Yesus, ketika hari kebangkitan? Apa perbedaan mengenai hal ini antara Matius 2:28 yang menuliskan satu malaikat dengan Lukas 24:4 yang menuliskan dua malaikat. Tetapi hal itu, bagi historian, tidak akan menghilangkan fakta, bahwa kubur Yesus kosong. Data jumlah malaikat adalah berbeda, data sekunder. Tetapi pesan utama yang ingin disampaikan oleh para penulis Injil adalah, bahwa kuburan Yesus sudah kosong. (1)

Licona menuliskan suatu istilah, Horison, sebagai pengertian awal yang dimiliki oleh setiap manusia. Sehingga ketika ada fakta sejarah, maka penetahuan awal yang dimilikinya akan memberikan penilaian kepada fakta sejarah tersebut. Bukan hanya belajar dari fakta tersebut dn mendapatkan sesuatu, tetapi fakta tersebut dilihat dalam kerangka pemikiran yang telah dibentuk sebelumnya. Licona mendefinisikan Horison sebagai cara melihat sesuatu yang didasarkan pada pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, pendidikan, kondisi budaya, kecenderungan, praduga awal, cara pandang dunia (worldview). Horison itu bagaikan kacamata hitam yang mengakibatkan setiap benda yang dilihatnya “diwarnai” oleh warna hitam. Akibat dari horizon ini, maka para historian (ahli sejarah) akan memilih fkata-fakta yang sesuai dengan horizon yang dimilikinya. Maka fakta-fakta yang tidak sesuai dengan horizon-nya dianggap sebagai “fakta” yang tidak berguna. Seperti contoh sebelumnya, maka fakta mengenai bagaimana masa muda Suharto berpacaran, tidak signifikan dengan kejadian G30S PKI. Maka ketika seseorang memfokuskan pada kejadian tersebut, data-data yang tidak relevan, akan dikesampingkan. Licon menuliskan lebih lanjut, bahwa tidak ada historian yang bebas nilai, atau netral. Hal ini berlaku bagi orang Kristen yang dianggap tidak netral oleh orang skeptik karena melihat berdasarkan sifat religi, namun hal itu juga berlaku sebaliknya. Masing-masing memilih data yang berguna untuk tujuan yang dicapainya. Hal ini karena mereka dipengaruhi oleh Horison. (2)

Mc Dowell sendiri menuliskan bahwa banyak para mahasiswa yang disesatkan oleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat berdasarkan metode penelitian sastra atau sejarah secara objektif, tetapi kenyataannya adalah subjektif. Hal ini dimulai dari adanya praduga (atau Horison) yang sudah meyimpulkan sesuatu sebelum dimulainya penyelidikan. Baik peneliti konservatif maupun radikal, membuat banyak praduga. Pada tahap tertentu, praduga ini tidak bisa dihindarkan. Dowell kemudian menuliskan bahwa yang menjadi persoalan kunci adalah, “Apakah praduga seseorang sesuai dengan fakta-fakta yang diterimanya, sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya? Apakah cukup bukti mendukung praduga tersebut?” (3)

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa Horison adalah cara pandang atau sesuatu pengertian yang mendahului manusia untuk menilai sesuatu fakta itu, sebelum fakta itu diteliti. Hal ini bisa disebut juga dengan praduga. Seringkali, praduga atau Horizon itu membuat historian membuang fakta-fakta yang sesungguhnya penting demi mendukung praduganya. Untuk itu perlu dihilangkan praduga-praduga tersebut saat akan meneliti sebuah fakta.

Perenungan: bagaimanakah caranya mengurangi sebanyak mungkin Horison sehingga berdasarkan fakta-fakta yang ada bisa mendapatkan kesimpulan yang benar. Bagaimanakah Horison ini bisa berubah? Apakah ada yang mempengaruhinya?

-------------------
Referensi
(1) Lee Strobel, The Case for Christ: A Journalist's Personal Investigation of the Evidence for Jesus (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2013), 271-72.

(2) Mike Licona, The Resurrection of Jesus: A New Historiographical Approach (Downers Grove, Ill.: IVP Academic, ©2010), 38-9.


(3) Josh McDowell and Bill Wilson, He Walked Among Us (San Bernardino, CA: Here, ©1988), 29-32. 

Sabtu, 13 Agustus 2016

Definisi dan Pengertian Sejarah



Apakah arti dan definisi dari sejarah? Apakah ada pengaruh defisini sejarah terhadap cara pandang historian terhadap sejarah itu sendiri dan definisi apa saja yang diberikan untuk mendeskripsikan sejarah itu sendiri? Apakah definisi sejarah sudah cukup menggambarkan apa itu sejarah?

Jumat, 12 Agustus 2016

Makna Teologis Yesus Bangkit



Kenapa kebangkitan Yesus begitu penting bagi orang Kristen? Apakah karena kebangkitan adalah suatu hal yang menakjubkan dan belum pernah ada yang bangkit dalam sejarah? Dalam Perjanjian Lama dan Baru, beberapa orang juga pernah dibangkitkan. Dalam sejarah mitologi Yunani juga mengenal kebangkitan. Apa hebatnya Yesus dibangkitkan dibandingkan dengan yang lainnya?

Kamis, 11 Agustus 2016

Fakta Tak terbantahkan, Yesus Bangkit


“When anyone tells me, that he saw a dead man restored to life, I immediately consider with myself, whether it be more probable, that this person should either deceive or be deceived, or that the fact, which he relates, should have really happened” Perkataan David Hume yang terkenal ini mewakili pemikiran manusia yang menolak adanya kebangkitan. Apakah ada bukti-bukti mengenai kebangkitan Yesus yang dipercaya oleh banyak pakar?

Yesus Bukan Mitologi



Kaum intelektual selalu mengatakan bahwa Yesus tidaklah sungguh-sungguh ada dalam sejarah. Karena Yesus tidak pernah bisa dibuktikan keberadaanNya. Mungkinkah Yesus hanya dongeng saja, ataukah pernah ada dalam sejarah? Bagaimana membuktikannya?

Perbandingan Apologetika dan Iman


Apakah Iman bertentangan dengan Apologetika? Karena Apologetika itu sendiri berkaitan dengan memberikan pembelaan berdasarkan bukti-bukti. Sedangkan Iman itu sendiri seakan-akan berdiri sendiri dan tidak memerlukan bukti, karena iman adalah bukti itu sendiri. Ibrani 11:1 jelas menyatakan hal itu: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.